Kamis, 21 Mei 2009

[S.R.A.BI] Nonton "Wolverine" Part 3


Waktu terus berlalu. Pangeran kini telah merasakan sebuah kelelahan yang berharga setelah seharian penuh berburu seekor ayam. Namun apa daya, tak seekor ayampun berhasil ia tangkap. Betapa kesal dan marahnya dia. Sampai-sampai kolam ikan yang ada di depan istananya dia rubah menjadi sebuah danau yang sangat amat luas nan indah hanya dalam sekejap. Berkat bantuan yang dia minta kepada beberapa ekor iblis (emang iblis satuanya ekor ya??) akhirnya danau yang tadinya berbentuk kolam hanya memerlukan waktu 1 jam untuk membuatnya. Sungguh kenyataan yang sangat non sense sekali jika dipikir dengan akal pikiran manusia biasa.

Namun cerita hanyalah cerita. Dongeng hanyalah dongeng. Sebuah narasi yang nampaknya hanyalah khayalan belaka. Dan tidak ada sangkut pautnya dengan judul note di atas...

the story continue again...


Tibalah mereka di "bunderan UGM" tempat pendaratan mereka yang ke-3. Merekapun memarkirkan kedua kuda besi mereka ditempat parkir seadanya yang tersedia di lokasi pendaratan. Turun dengan wajah semi bahagia di tengah keramaian malam di tengah kota. Lampu-lampu menerangi dinginnya suasana malam. Spanduk bergelantungan menghiasi dinding-dingding disekitar lokasi. Pedagang-pedagang kaki lima pun ikut meramaikan hangatnya perjalanan yang cukup menguras sedikit tenaga itu.
Kemudian mereka bergegas mencari pedagang ronde yang ada di sekitar "bunderan UGM". Bingung dan bingung, itulah yang mereka rasakan karena ternyata banyak pedagang yang menjual ronde di sana. Dan akhirnya terpilihlah salah satu dari sekian banyak pedagang ronde. Sebut saja pak Waw (nama disamarkan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan).
"Pak, pesan rondenya tiga", sang Ayam memesan ronde kepada pak Waw untuk dirinya, sang Sapi dan sang Babi. Kemudian mereka duduk-duduk di atas selembar tikar nan sederhana di dekat gerobak pak Waw. Merekapun berbincang-bincang kembali. Memperbincangkan apa saja sekenanya pikiran mereka.
. . .
. . .

"Lha, terus kamu makan apa??", tanya sang Ayam kepada sang Rubah tiba-tiba. Sang Rubah yang terkesan agak mutung karena perbincangan sebelumnya langsung memalingkan badan dan beranjak dari tempat ia duduk. Kemudian dia menuju ke suatu tempat, dan ternyata ia berniat untuk membeli jagung rebus favoritnya. Ia membeli 3 buah jagung rebus, satu ikat kedelai rebus, dan satu cangkir kacang rebus. Kemudian ia kembali ke tempat mereka njagong. Mereka menyantap satu demi satu santapan yang ada dihadapan mereka. Sembari kembali memperbincangkan obrolan yang rupanya agak kurang bermutu. Ngebanyol di malam hari. Itulah yang mereka lakukan sebagai teman menyantap semangkuk ronde dan beberapa makanan hangat lainnya.
Lambat laun satu persatu makanan habis tersantap. Hingga pada akhirnya mereka menyantap kacang rebus seperti sebagai dessert mereka. Makanan yang terakhir mereka santap. Makanan yang bisa dibilang penutup di malam yang dingin tersebut.
. . . .
. . .
Setelah mereka bercanda ria, bersendau gurau dan bersantap hangat, saatnya untuk mengakhiri malam yang lumayan panjang itu. Puas dengan candaanya, kenyang dengan makanannya, merekapun segera beranjak dari tikar besutan pak Waw dan kemudian kembali menuju ke "belalang tempur" dan "unnamed2" yang tersusun rapi di parkiran. Sang Rubah dan sang Babi segera menyalakan kendaraan mereka masing-masing dan sang Sapi dan sang Ayam pun menyusul menaikinya setelah kedua motor tersebut keluar dari barisan parkiran.
. . . .
. . . .

. . . .

Oaghmmmmmmmmmmmmmm...
kok ngantuk ya gw...
nyampe di sini aja de untuk Season 3 nya...
Uda gak betah ngenet di Do**. Kebetulan Wifi di Mipa gak mau nyala.. jadi yaaaa..gw harus sedikit ngerogoh kocek gw untuk sekedar ngenet di sini.. Abisnya, uda gak sabar pengen liat BLEACH 220 nya si...

sampai ketemu di season selanjutnya....

ja...

0 komentar:

Posting Komentar

Our Beloved Hamster